
JAKARTA, Deteksimedia.com 30 Oktober 2025 – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa harga beras di Indonesia telah menunjukkan tren penurunan signifikan. Dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia, kini hanya tersisa 20 kabupaten yang masih mencatat harga tinggi.
“Harga beras sudah turun dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia. Terakhir kami pantau masih ada 59 kabupaten yang tinggi, dan kini tinggal 20 kabupaten,” ujar Amran di Jakarta.
Amran menjelaskan, daerah yang masih mengalami harga beras tinggi umumnya berada di zona 3, yakni wilayah Maluku dan Papua. Kementerian Pertanian (Kementan) telah menurunkan tim khusus guna memastikan stabilitas harga di lapangan.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium di zona 3 masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 16.801 per kilogram (kg) dibandingkan HET sebesar Rp 15.500 per kg. Sementara di zona 1 dan zona 2, harga beras sudah terkendali di bawah HET.
Amran membantah anggapan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh penyerapan gabah oleh Perum Bulog. Menurutnya, porsi penyerapan Bulog terhadap gabah nasional hanya sekitar 8%, sedangkan 92% lainnya dikuasai oleh pihak swasta.
Ia menambahkan, faktor lain yang turut memicu kenaikan harga berasal dari praktik tengkulak atau middleman yang mencari keuntungan berlebih, serta praktik beras oplosan. Satgas Pangan telah mengamankan 41 tersangka terkait praktik beras oplosan, dengan total kerugian masyarakat mencapai Rp 10 triliun.
Menteri Amran menegaskan, pedagang tidak diperkenankan menjual beras di atas HET yang telah ditetapkan. Jika melanggar, akan diberi surat teguran, dan jika tetap tidak diindahkan, izinnya akan dicabut.
(Red)





Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.