KEDIRI,Deteksimedia.com 11 November 2025 – Kasus anak hamil di luar nikah masih menjadi persoalan serius di Kota Kediri. Ironisnya, mayoritas kasus tersebut berasal dari keluarga rentan, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun kurangnya peran orang tua.

Mekar (nama samaran), seorang gadis berusia 17 tahun asal Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, menjadi salah satu contohnya. Mekar terpaksa putus sekolah karena mengandung janin hasil hubungan terlarangnya dengan seorang senior di perguruan silat.

Menurut cerita Mekar, ia menjalin hubungan asmara dengan seniornya itu hingga akhirnya melakukan hubungan seksual setelah diiming-imingi sesuatu. Petaka terjadi ketika Mekar hamil, namun sang pacar enggan bertanggung jawab.

Latar belakang keluarga Mekar pun memprihatinkan. Ia berasal dari keluarga rentan ekonomi. Ibunya harus bekerja sebagai pekerja migran untuk menghidupi Mekar dan adiknya, sehingga Mekar kurang mendapatkan perhatian.

“Saya pergi ke luar negeri saat Mekar masih kecil,” ujar ibunya.

Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Zaki Zamani, membenarkan bahwa 70 persen kasus anak hamil di luar nikah pada tahun 2025 berasal dari keluarga rentan. “Salah satunya tidak adanya peran orang tua dalam tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Zaki menambahkan, kasus yang ditangani pihaknya kebanyakan disebabkan oleh tidak adanya salah satu peran orang tua. Misalnya, ayah meninggal dunia atau ibu sibuk bekerja. Akibatnya, anak haus validasi dan pujian dari orang lain, hingga rela menyerahkan masa depannya kepada orang yang tidak bertanggung jawab.

Mirisnya, korban kekerasan seksual ini mayoritas berusia 14-18 tahun, sedangkan pelaku berusia 17-18 tahun. Perkenalan terjadi melalui media sosial hingga lingkungan sekitar.

Zaki mencontohkan kasus seorang anak yang sudah mengerti cara bermain aplikasi kencan dan ketagihan melakukannya dengan orang lain. “Tak hanya media sosial, terkadang pergaulan juga menjadi ancaman anak. Ketika rumah sudah tak jadi tempat aman, dia mencoba mencari ke tempat lain yang ternyata salah,” paparnya.

Pelaku berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari keluarga broken home, anak putus sekolah, hingga lingkungan tumbuh kembang yang kurang baik. Hal ini dapat menjadi lingkaran setan yang berulang hingga ke anak cucu jika tidak ada upaya untuk memutus rantainya.

Zaki menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak, mulai dari pengawasan terhadap gadget, pergaulan, hingga pengajaran ilmu agama. “Ketika peran orang tua hadir, semua hal baik bisa menyertainya. Sehingga benteng dasar sudah terpenuhi,” pungkasnya.

(Red)