
MALANG,Deteksimedia.com – Penyebaran HIV/AIDS kembali menjadi perhatian serius di Kota Malang. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga tahun 2025, sebanyak 17.242 orang telah menjalani screening, dengan hasil 355 orang dinyatakan positif HIV.
Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar rapat koordinasi teknis penanggulangan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Rabu (19/11/2025). Rakor ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan lintas OPD, fasilitas layanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit), organisasi masyarakat sipil, komunitas, dan pemerhati penyakit menular.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Malang, Meifta Eti Winidar, menjelaskan bahwa rekomendasi dan evaluasi dari rakor akan menjadi dasar penyusunan program penanggulangan HIV dan IMS ke depan.
Dalam waktu dekat, Dinkes juga akan melakukan pendataan ulang untuk menyelaraskan data Orang dengan HIV (ODHIV) yang hilang kontak serta mereka yang masih menjalani Terapi Antiretroviral (ART).
“Kami bersama organisasi masyarakat sipil terakhir menemukan 115 orang ODHIV. Ini luar biasa, dan akan kami lanjutkan penelusurannya serta pendalaman,” kata Meifta.
Ia menegaskan bahwa penanggulangan HIV dan IMS merupakan program prioritas Pemkot Malang dan bagian dari program nasional (Prognas) untuk mendukung eliminasi HIV/AIDS pada tahun 2030.
Kota Malang Jadi Rujukan Screening HIV dari 96 Daerah
Sepanjang tahun 2025, Dinkes Kota Malang telah melakukan screening HIV kepada 17.242 orang, termasuk ibu hamil, populasi kunci, dan kelompok rentan HIV lainnya. Dari jumlah tersebut, 355 orang terdeteksi positif, dengan mayoritas berasal dari luar Kota Malang (sekitar 71 persen).
Menurut Meifta, Kota Malang menjadi rujukan bagi banyak daerah untuk melakukan pemeriksaan HIV. Belasan ribu peserta screening tercatat berasal dari 96 kota/kabupaten.
Layanan screening dan deteksi dini HIV/AIDS di Kota Malang tersedia di 39 fasilitas kesehatan, termasuk seluruh puskesmas. Tingginya minat masyarakat luar daerah disebabkan oleh perlindungan data pribadi pasien yang kuat, konseling berkelanjutan, fasilitas pemeriksaan yang lengkap, serta penanganan yang komprehensif.
“Sosialisasi kami kepada masyarakat umum, kampus, dan sekolah untuk menekan angka penularan HIV/AIDS juga cukup masif,” pungkasnya.
(Red)





Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.