
MADIUN,Deteksimedia.com 20 November 2025 – Tradisi unik “perang nasi” kembali digelar di Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, sebagai wujud syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah. Ritual tahunan ini berlangsung meriah pada Sabtu Pahing bulan September lalu, tepat setelah masa panen berakhir.
Puluhan warga, mulai dari pemuda hingga anak-anak, tampak antusias mengikuti tradisi saling melempar nasi yang telah menjadi bagian dari peringatan bersih desa. Mereka saling melontarkan nasi bungkus lengkap dengan lauk-pauknya, menciptakan suasana riang gembira tanpa ada rasa marah atau dendam.
Kepala Desa Pelang Lor, Hariyana, menjelaskan bahwa tradisi “perang nasi” telah berlangsung selama puluhan tahun dan menjadi identitas budaya yang melekat pada masyarakat Desa Pelang Lor. “Ini adalah cara kami mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah panen yang melimpah,” ujarnya.
Sebelum “perang nasi” dimulai, warga mengumpulkan nasi bungkus yang dibawa dari rumah masing-masing. Setiap keluarga umumnya menyumbangkan dua hingga lima bungkus nasi. Setelah terkumpul, nasi-nasi tersebut didoakan bersama sebelum digunakan sebagai “amunisi” dalam tradisi tersebut.
Dalam waktu kurang dari 30 menit, ratusan bungkus nasi yang sebelumnya ditumpuk rapi langsung tercerai-berai di tanah. Namun, tradisi ini tidak hanya menjadi ajang bersenang-senang, tetapi juga memiliki nilai sosial dan ekonomi. Sejumlah ibu-ibu sigap memunguti nasi yang berceceran untuk dibawa pulang sebagai pakan ternak.
“Walaupun dilempar-lempar, nasi yang jatuh tetap dipunguti dan dimanfaatkan untuk memberi makan hewan ternak. Ini adalah bentuk kearifan lokal yang patut dilestarikan,” tambah Hariyana.
Tradisi “perang nasi” di Desa Pelang Lor bukan hanya menjadi daya tarik wisata budaya, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dan melestarikan nilai-nilai gotong royong.





Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.