BLORA,Deteksimedia.com 11 November 2025 – Sebuah video yang memperlihatkan aksi perundungan (bullying) di lingkungan SMPN 1 Blora, Jawa Tengah, viral di media sosial dan menuai kecaman warganet. Dalam video tersebut, seorang siswa SMPN 1 Blora berseragam olahraga tampak dipukuli berkali-kali oleh siswa lain berseragam pramuka di area kamar mandi sekolah saat jam istirahat.

Kepala SMPN 1 Blora, Ainur Rofiq, membenarkan kejadian tersebut. “Peristiwanya terjadi hari Jumat tanggal 7 November di kamar mandi sekolah, saat jam istirahat,” ujarnya, Senin (10/11/2025).

Menurut keterangan sekolah, perundungan berawal dari kesalahpahaman antar siswa yang kemudian memanas akibat provokasi kakak kelas. Korban adalah siswa kelas VIII, pelaku dari kelas VII, dan provokator diduga siswa kelas IX.

Akibat pemukulan, korban mengalami benjolan di belakang telinga. Sekolah segera membawa korban visum dan hasilnya tidak ada luka serius. Orang tua korban pun melapor ke sekolah.

Pihak sekolah bergerak cepat dengan memanggil seluruh siswa terlibat, mempertemukan korban dan pelaku beserta orang tua, serta berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, kepolisian (Kapolsek dan Kapolres Blora).

“Kami langsung melakukan langkah penanganan, memediasi antara siswa dan orang tua mereka, serta berkoordinasi dengan dinas terkait agar kasus ini tidak terulang,” ungkap Ainur.

Ainur Rofiq menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat dan berkomitmen memberikan pendampingan psikologis kepada korban. “Saya mohon maaf sebagai pimpinan sekolah atas kejadian ini. Kami sudah berusaha menenangkan korban dan memastikan keamanan selama dia bersekolah. Dinas sosial juga siap memberikan pendampingan lanjutan,” tegasnya.

Kasus ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas kekerasan. Sekolah akan terus memantau kondisi psikologis korban dan memperkuat koordinasi lintas instansi agar kejadian serupa tidak terulang.

Video bullying ini menjadi pengingat bahwa bullying bukan hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga dampak mental dan sosial yang membekas panjang bagi korban.

(Red)