
TUBAN,Deteksimedia.com 20 November 2025 – Harapan warga Tuban untuk menikmati infrastruktur berkualitas kembali pupus setelah sejumlah proyek bernilai miliaran rupiah justru mengalami kerusakan dalam waktu singkat. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kualitas pembangunan di daerah tersebut.
Penelusuran menunjukkan bahwa lemahnya pengawasan masih menjadi masalah klasik yang terus berulang. Minimnya kontrol dari konsultan, dinas teknis, hingga pengawasan eksternal membuka celah bagi pelaksana proyek untuk mengerjakan proyek secara tidak optimal, terutama di wilayah pelosok yang jauh dari pantauan pejabat.
Akibatnya, beberapa proyek infrastruktur yang baru saja selesai sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini memunculkan dugaan penggunaan material yang tidak sesuai standar maupun pengerjaan yang tidak mengikuti spesifikasi teknis.
Salah satu contoh mencolok adalah proyek peningkatan jalan dan pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di ruas poros Desa Mander–Plajan, Kecamatan Tambakboyo. Proyek APBD 2024 senilai Rp 1,1 miliar yang dikerjakan oleh PT Era Jaya Bersama itu kini jebol di berbagai titik, padahal baru selesai pada November 2024.
Jono, seorang petani yang setiap hari melintas, mengungkapkan bahwa kerusakan tersebut telah lama dibiarkan. Warga bahkan terpaksa menandai titik jalan yang ambles dengan menanam pohon kecil. “Sudah lama rusaknya, Pak. Kami beri tanda pakai pohon biar terlihat,” ujarnya.
Wahyudi, pengguna jalan lainnya, mengapresiasi pemerataan pembangunan di Tuban, namun menilai kualitas hasil pekerjaan tidak sebanding dengan anggaran yang digelontorkan. “Jalan ini kami tunggu-tunggu. Tapi kok baru setahun sudah rusak, kerikilnya keluar semua,” keluhnya.
Selain itu, terdapat kejanggalan di Desa Plajan, di mana sebuah papan proyek DAK 2023 milik Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan terpasang di batang pohon jati, namun fisik bangunan prasarana pertanian yang seharusnya dibangun tidak terlihat sama sekali di lokasi.
Kepala Dinas PUPR PRKP Tuban, Agung Supriyadi, menyatakan bahwa tim UPTD telah melakukan pemeriksaan dan menemukan penyebab utama kerusakan di ruas Mander-Plajan berasal dari kendaraan bermuatan berat yang kerap melintas. “Sudah diperiksa. Penyebabnya kendaraan dengan muatan berat. Ke depan akan diperkuat lagi,” jelas Agung.
Masyarakat berharap pemerintah memperketat pengawasan, terutama pada proyek yang berada jauh dari pusat kota. Warga menilai kualitas pekerjaan harus dijaga agar infrastruktur berumur panjang dan tidak menimbulkan beban biaya perbaikan berulang bagi APBD.
(Red)





Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.