Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Gadis Difabel di Gowa Diamuk Massa Hingga Tewas, Diseret Jauh 5 Kilometer

GOWA,Deteksimedia.com 6 Desember 2025 – Seorang terduga pelaku kekerasan seksual terhadap gadis berkebutuhan khusus (difabel) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, diamuk massa hingga meninggal dunia. Pelaku bernama Ali (32), warga Kelurahan Cikoro, Tompobulu, ditangkap, dianiaya, dan diseret di jalan raya sejauh kurang lebih lima kilometer oleh massa yang mengamuk.

Berdasarkan keterangan Lurah Cikoro Muklis, sebelum kejadian, Ali sempat mencuri laptop. Keesokan harinya, Minggu (30/11/2025), ia diduga memerkosa dan menganiaya seorang gadis difabel yang masih keluarga dekatnya. Selain itu, pelaku juga dituduh mengambil ponsel dan dompet warga di desa tetangga.

”Setelah itu, sejumlah massa mencari Ali dan menemukan dia di perbatasan Desa Rappoala dan Desa Rappolemba. Di situ, dia dianiaya massa, diikat dengan bilah bambu, dan dipertontonkan kepada warga. Setelah itu, Ali diseret dengan motor – yang saya tahu dia sudah meninggal lalu diseret ke Cikoro,” ungkap Muklis.

Kepala Desa Rappolemba Husair menuturkan bahwa jarak Ali diseret mencapai sekitar lima kilometer, melintasi Desa Rappolemba menuju Kelurahan Cikoro. Kejadian tersebut membuat warga geger dan direkam sejumlah orang, yang kemudian video tersebut diunggah ke media sosial dan aplikasi percakapan instan. ”Laporan warga, almarhum telah meninggal setelah dianiaya,” tambahnya.

Kepala Polres Gowa Ajun Komisaris Besar M Aldy Sulaiman membenarkan kejadian penganiayaan terduga pelaku pemerkosaan hingga meninggal. Ia menegaskan bahwa video pelaku diseret merupakan rangkaian setelah penganiayaan terjadi. ”Situasi saat ini kondusif. Pihak kepolisian dibantu perangkat pemerintah, tokoh agama, dan tokoh adat memastikan keamanan. Kami telah melakukan olah TKP dan wawancara ke sejumlah saksi,” terang Aldy kepada media.

Di sisi lain, korban kekerasan seksual yang berkebutuhan khusus masih dirawat di rumah sakit. Berdasarkan informasi sementara, korban dianiaya terlebih dahulu sebelum menjadi korban kekerasan seksual.

(Red)